Jakarta – Alhamdulillah telah terlaksana kegiatan kajian Ramadhan 1445 H yang berlokasikan di ruang kelas Yayasan Ar-Risalah pada hari Senin tanggal 18 Maret 2024 pukul 10.00-11.00 WIB. Jumlah jamaah yang hadir sebanyak 21 Jamaah. Dengan pemateri yang dibawakan oleh Drs. Mukroni AB, MA dengan judul kajian “Metamorfosa Iman Pasca Ramadhan“.
- Metamorfosis adalah suatu proses perkembangan biologi pada hewan yang melibatkan perubahan penampilan dan/atau struktur setelah kelahiran atau penetasan. Perubahan fisik itu terjadi akibat pertumbuhan sel dan differensiasi sel atau proses yang terlihat dalam organisme multisel yang secara radikal berbeda.
BELAJAR DARI ULAT
- Ulat adalah hewan kecil menggelikan, memiliki daur hidup yang kemungkinannya berakhir indah. Sebagian ulat mampu bermetamorfosis menjadi kupu-kupu bersayap indah, membuat takjub setiap orang. Meski sebagian ulat, tak mampu melakukannya. Untuk menjadi seekor kupu indah, ada tahapan rumit yang mesti dilalui. Prosesnya pun tak sebentar.
Merubah Jati Diri
- Proses hidup yang dijalani ulat untuk sebuah perubahan, jauh dari kata repot. Tanpa ilmu pengetahuan yang rumit, ulat menjalani masa-masanya menuju identitas sempurna (kupu-kupu), tanpa khawatir terjatuh lagi ke bentukan lama (telur, larva, dan kepompong). Kepastian pasca sempurna bagi ulat, hanyalah kematian yang indah.
Ulat Berpuasa
- Berpuasa bagi ulat adalah satu cara untuk bertahan hidup.
- Menurut para peneliti untuk dapat bertahan hidup lebih lama, beberapa hewan butuh masa-masa mengurangi ketergantungan makanan. Kondisi tubuh hewan di masa-masa ini, resisten terhadap insulin. Keadaan ini memastikan otak (secara alami) memetabolisme glukosa dalam tubuh secara baik. Kadar glukosa yang cenderung stabil saat berpuasa, mempengaruhi kemampuan hormon-hormon lain untuk menjalankan fungsinya secara baik dan normal.
Ulat Bertahannus
- Disebutkan bahwa ber-takhannus (mengasingkan diri dari kehidupan luar) mampu menciptakan energi murni dan berbagai keseimbangan fisiologi-kejiwaan. Di kitab-kitab suci diceritakan, bahwa para Nabi mentradisikan hening untuk menajamkan hati, menyahuti suara dari Poros Langit. Dari Nuh, Ibrahim, Daud, Sulaiman, Musa, Isa, hingga Muhammad al Mustafa; semua mencintai dan mensyaratkan takhannus untuk meraih kualitas jiwa yang murni, berkilau, lemah lembut, peka dan merobek hijab. Dipercaya, kaidah takhannus juga mendatangkan ilmu pengetahuan dan kearifan tinggi bagi para petarekatnya.
Pelajaran yang Dapat Dipetik dari Ulat
- Nikmati Proses dan Syukuri Hasilnya
- Puasa dan prihatin modal kesuksesan
- Bertahannus/i’tikaf solusi kehidupan
- Hidup Berdisiplin
- Bersabar
- Istiqomah
- Taqwa

